BAB 10 Pendidikan agama islam dan budi pekerti kelas XII

                                           BAB 10 Peran organisasi islam di indonesia

Organisasi-organisasi sosial keagamaan sangat besar peranannya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Walaupun terkadang ada perbedaan pandangan di antara anggota-anggotanya akan tetapi secara keorganisasian tujuannya adalah mencapai Indonesia merdeka. Oleh karena itu kita sangat perlu mengetahui bentuk-bentuk perjuangan organisasi Islam dalam usaha mencapai kemerdekaan Indonesia dan mengetahui peran organisasi Islam tersebut pasca kemerdekaan Republik Indonesia.

1. Peranan ulama islam pada masa perang kemerdekaan




Dalam mendorong umat Islam berpartisipasi dalam perjuangan pada masa perang kemerdekaan, para ulama memiliki peran yang sangat penting. Para ulama adalah orang Islam yang mendalami ilmu agama, sehingga mereka menjadi tempat bertanya umat, dan sekaligus menjadi panutan. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw. yang artinya, "Ulama itu bagaikan pelita (obor) di muka bumi, sebagai pengganti para Nabi dan sebagai pewaris para Nabi", (H.R. Ibnu Adi dari Ali bin Abi Thalib).

Peranan ulama Islam Indonesia pada masa perang kemerdekaan terbagi menjadi dua macam:

a. Membina kader-kader umat Islam, melalui pesantren dan aktif dalam pembinaan masyarakat. Banyak santri tamatan pesantren kemudian melanjutkan pelajarannya ke Timur Tengah, dan sekembalinya dari Timur Tengah. mereka menjadi ulama besar dan pimpinan penjuangan. Di antaranya adalah: K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Hasyim Asy'ari, K.H. Abdul Halim, H. Agus Salim, dan K.H. Abdul Wabab Hasbullah.

b. Turut benjuang secara fisik sebagai pemimpin perang. Para pahlawan Islam yang telah berjuang melawan imperialis Portugis dan Belanda, seperti: Fatahillah, Sultan Baabullab, Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, dan Habib Abdurrahman, adalah juga para ulama yang beriman dan bertakwa, yang berakhlak baik dan bermanfaat bagi orang banyak sehingga mereka menjadi panutan umat.

2.Peranan organisasi dan pondok pesantren pada masa perang kemerdekaan.




Sebelum abad ke-19, perlawanan terhadap penjajah Belanda yang dipimpin oleh raja-raja Islam dan para ulama masih bersifat lokal, sehingga dapat dipatahkan oleh kaum penjajah. Baru pada awal abad ke 19, gerakan perlawanan terhadap kaum penjajah lebih terorganisasi. Semua berjuang bersama demi tercapainya tujuan utama, kemerdekaan Indonesia. Organisasi-organisasi tersebut antana lain:

a.serikat dagang islam/serikat islam

Awalnya bernama Serikat Dagang Islam, organisasi ini didirikan di Solo tahun 1911 oleh H. Samanhudi. Fokus utamanya waktu itu adalah membantu para pedagang pribumi agar bisa bersaing dengan pedagang asing yang mendominasi pasar. Jadi, perjuangan SI awalnya lewat jalur ekonomi.

Tapi nggak berhenti di situ. Setelah berubah nama jadi Serikat Islam tahun 1912 dan dipimpin oleh H.O.S. Tjokroaminoto, SI mulai bergerak di bidang politik dan sosial. Mereka menyuarakan hak-hak rakyat, menolak ketidakadilan penjajah, dan ikut menginspirasi lahirnya semangat kemerdekaan.

Serikat Islam juga jadi tempat lahirnya tokoh-tokoh besar seperti Soekarno dan Tan Malaka. Walaupun sempat mengalami perpecahan, SI tetap dikenal sebagai pelopor pergerakan nasional dari kalangan umat Islam.

b.Muhammadiyah

Didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta tahun 1912, Muhammadiyah lahir dari semangat untuk memajukan umat lewat pendidikan dan sosial. Organisasi ini dikenal modern karena sejak awal sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan, pendidikan, dan amal sosial dalam kehidupan beragama.

Muhammadiyah percaya bahwa Islam adalah agama yang berkemajuan, artinya ajaran Islam harus terus relevan dengan zaman. Mereka membangun sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan berbagai lembaga sosial. Sampai sekarang, Muhammadiyah dikenal dengan amal usaha yang tersebar di seluruh Indonesia.

Organisasi ini juga aktif dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan, tanpa terlibat langsung dalam politik praktis. Jadi, peran Muhammadiyah lebih ke membina masyarakat lewat jalur pendidikan dan kemanusiaan.

c.nahdlatul ulama

Nahdlatul Ulama atau yang biasa disingkat NU adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. NU lahir di Surabaya, tepatnya tanggal 31 Januari 1926. Dua tokoh besar yang mendirikan NU adalah K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Wahab Hasbullah. Mereka punya tujuan mulia, yaitu menjaga ajaran Islam dan memperkuat umat Muslim agar tetap kokoh menghadapi tantangan zaman.

Dari awal berdirinya, NU memang fokus pada urusan keagamaan dan sosial. Mereka aktif membina umat lewat pendidikan, dakwah, dan kegiatan sosial lainnya. NU juga punya pesantren-pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia, yang jadi pusat pendidikan Islam dan moral.

Menariknya, NU nggak cuma aktif di bidang agama saja. Dalam sejarah Indonesia, NU juga punya andil besar dalam memperjuangkan kemerdekaan. Di masa-masa sulit, NU tampil sebagai salah satu garda terdepan yang ikut membela tanah air. Bahkan, meskipun awalnya bukan partai politik, NU sempat ikut terjun ke dunia politik untuk memperjuangkan kepentingan umat.

Tapi seiring berjalannya waktu, NU kembali ke jalur awal sebagai organisasi sosial-keagamaan. Meski begitu, pengaruhnya tetap besar, dan anggotanya tetap aktif di berbagai bidang, termasuk politik, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan.

Sampai hari ini, NU masih terus aktif berperan dalam pembangunan bangsa. Dari memperkuat pendidikan, mengembangkan pesantren, hingga terlibat dalam dialog kebangsaan dan keagamaan. NU tetap setia pada visinya untuk menjaga nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan.

d.persatuan islam

Persis didirikan di Bandung tahun 1923 oleh tokoh-tokoh seperti H. Zamzam dan M. Yunus. Organisasi ini punya karakter yang tegas dalam menyuarakan pemurnian ajaran Islam. Persis sangat fokus pada dakwah, pembinaan aqidah, dan pelurusan pemahaman agama yang dianggap menyimpang dari Al-Qur’an dan Hadis.

Persis punya peran penting dalam menguatkan keilmuan Islam di kalangan umat. Mereka aktif menulis, berdiskusi, dan menyebarkan pemikiran Islam yang rasional dan berbasis dalil kuat. Bahkan, banyak ulama muda dan cendekiawan yang lahir dari lingkungan Persis.

Meski ukurannya tidak sebesar Muhammadiyah atau NU, Persis tetap konsisten dalam perjuangannya menyuarakan dakwah dan pendidikan Islam yang murni dan kritis.

e.sumatra tawalib

Sumatra Thawalib merupakan bagian dari gerakan pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia, khususnya Sumatra Barat. Deliar Noer dalam bukunya Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 memasukan Sumatra Thawalib sebagai awal-awal gerakan pendidikan dan sosial di Indonesia. Tentunya, gerakan ini tidak bisa dilepaskan dari pengaruh gerakan pembaharuan yang terjadi di Timur Tengah.

Gerakan pertama yang mempengaruhi pembaharuan di Indonesia adalah gerakan Ibnu Abdul Wahab yang melancarkan pembaharuan Islam di negeri Arab. Ia memusatkan pemikirannya kepada ajaran tauhid dan berusaha sekuat tenaga membersihkan tauhid dari segala unsur yang menodainya di jazirah Arab. Selanjutnya paham dan gerakan Abdul Wahab tersebar luas dan mempengaruhi sebagian besar dunia Islam terutama melalui jalur perhajian. Kesadaran Islam dari kemundurannya dan kebangkitan gerakan pemikiran Islam modern yang masa-masa selanjutnya semakin digencarkan diperluas oleh tokoh-tokoh berikutnya seperti Muhammad Jamaluddin la-Afgani, Muhammad Abduh, dan Muhammad Rasyid Ridho. Ketiga tokoh inilah yang banyak mempengaruhi pembaharu-pembaharu di Sumatra Utara khususnya, dan Indonesia umumnya.

f.nadhlatul wathan

Namun, jauh sebelum itu semua berkembang dengan begitu pesat, sekiranya kita mengetahui bahwasanya begitu banyak rintangan-rintangan dan ujian yang beliau hadapi khususnya dari masyarakat Pancor sendiri. Salah satu ujian yang cukup berat yang beliau rasakan adalah ketika beliau di fitnah oleh sebagian masyarakat yang memang kontra terhadap beliau yang pada akhirnya beliau tidak diperbolehkan untuk melaksanakan sholat jum'at di Pancor, sehingga dengan terpaksa beliau harus jum'atan di Labuhan Haji selama kurang lebih 3 bulan. Akan tetapi, itu semua tidak membuat semangat beliau lemah dan justru karna itu semua menjadikan beliau lebih termotivasi untuk terus berjuang mendirikan madrasah dalam rangka menjalankan syariat Islam.

Dengan perjuangan Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, yang begitu besar, ternyata bukan suatu perjuangan yang sia-sia karena beliau berhasil mencapai keinginannya untuk mendirikan madrasah Nahdlatul Wathan Diniah Islamiah (NWDI) itu sendiri dan terus berkembang seperti yang kita rasakan hingga saat ini. Adapun mata pelajaran yang diajarkan pada saat itu yakni Membaca Al-Qur'an, Tajwid, Tafsir, ushul Tafsir, Hadis, Tauhid, Fiqih, Ushul Fiqih, Tashawuf, Tarikh, Ilmu-ilmu bahasa Arab seperti Nahwu, Sharaf, Balagoh, 'Arud, Ilmu falak, Manthiq dan lain-lain.

Adapun sebagai landasan argumentasi Nahdlatul Wathan menganut aqidah Ahlu al-Sunnah wa al-Jama'ah 'ala Madzahib al-Iman al-Syafi'i adalah sebagai berikut:

a. Sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwiyatkan oleh Imam Tirmidzi dan Imam al-Bukhari dalam Tarikh al-Kabir al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Imam, Abu Dawud, Ibn Huzaimah, Ibn Hibban dan lain-lain yang artinya: "Hendaklah kamu bersama golongan terbesar (mayoritas) dan pertolongan Allah selalu bersama golongan mayoritas, maka barang siapa yang memisahkan diri [dari komunitas jama'ah] maka mereka termasuk dalam golongan orang-orang ahli neraka." (HR Tirmidzi). "Allah tidak menghimpun ummat ini dalam kesesatan selama-lamanya dan pertolongan Allah selalu bersama golongan mayoritas." (HR al-Thabrani).

b. Fakta sejarah menunjukkan bahwa mayoritas umat Islam sedunia dari abad ke abad adalah Ahlu al-Sunnah wa al-Jama'ah dan bermadzhab dengan salah satu madzhab yang empat dari sejak lahir madzhab itu.

c. Umat Islam Indonesia sejak awal telah menganut aqidah Ahlu al-Sunnah wa al-Jama'ah dan menganut madzhab Syafi'i sejak madzhab masuk ke Indonesia.

d. Imam-Imam Hufadz al-Hadis yang telah hafal beratus-ratus ribu Hadis yang diakui oleh kawan atau lawan akan keimanan, ketaqwaan dan keahilan mereka, serta karangan mereka telah menjadi pokok dan dasar pegangan umat Islam sedunia sesudah al-Qur'an al Karim, sepenti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Turmudzi, Imam Baihaqi, Imam Nasa'i, Imam Ibnu Majah, Imam Hakim dan lain-lainnya dan ratusan Imam ahli al-Hadis. Semuanya menganut aqidah Ahlu al-Sunnah wa al-Jama'ah dan bermadzhah Syafi'i atau yang lainnya dari madzhah yang empat. Demikian juga dari Imam-imam dan ulama fiqh, ushul, tasawwul merekapun menganut aqidah Ahlu al-Sunnah wa al-Jama'ah dan juga bermadzhab.

e. Jumhur ulama ushul menandaskan bahwa orang yang belum sampai tingkatan ilmunya pada tingkatan mujtahid muthlaq maka wajib bertaqlid kepada salah satu madzhab empat dalam masalah furu' syari'ah.

f. Fuqaha 'Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah mengatakan bahwa bermadzhab bukanlah berarti membuang atau membelakangi al Qur'an dan Hadis seperti tuduhan sementara orang. Namun sebaliknya bermadzhab adalah benar-benar mengikuti Al-Qur'an dan Hadis karena kitab-kitab itu adalah syarah dan Al-Qur'an dan Hadis itu sendiri.

g. Imam Sayuti yang hidup pada awal abad 10 H yang terkenal sangat ahli dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan Islam. Karangan-karangan dia kurang lebih 600 buah kitab, yang sangat penting dan bernilai tinggi dikalangan Islam. Dia memperoleh gelar "Amir al-Mukminin Fi al-Hadis" (raja umat Islam dalam ilmu Hadis) karena dia telah menghafal ratusan ribu Hadis. Pernah suatu ketika dia menyatakan dirinya telah mencapai tingkat mujtahid dan terlepas dari madzhab yang diantaranya, yaitu madzhab Syafi'i. Maka segeralah dia diserang oleh para Imam ulama' fiqh, mufassir, muhaddits dan ahli ushul dengan alasan dan dalil yang sangat jitu dan tepat. Akhirnya dia dengan jujur dan penuh kesadaran mencabut pernyataannya dan kembali bertaqlid serta bermadzhab dengan madzhab Syafi'i,

h. Madzhab Syafi'i dilihat dari segi sumber atau dasarnya, lebih unggul dibandingkan dengan madzhab-madzhab yang lain. Sedangkan tujuan organisasi ini adalah Li I'laai Kalimatillah wa Izzi al-Islam wa al-Muslimin dalam rangka mencapai keselamatan serta kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat sesuai dengan ajaran Islam Ahlu al-Sunnah wa al-Jama'ah 'ala Madzahib al-Iman al-Syafi'i Radliyallahu 'anhu. Tujuan ini merupakan penggabungan dan tujuan organisasi dan asas organisasi sebelum Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 diberlakukan. Peserta Muktamar ke-8 menghendaki agar asas organisasi terdahulu tidak dihilangkan dengan adanya ketentuan Asas Tunggal. Kompromi yang dapat dilakukan adalah memindahkan pernyataan tentang asas Islam tersebut ke dalam tujuan organisasi, sehingga makna esensial asas tersebut tidak hilang.

g.mathla'ul anwar

didirikan oleh KH. Muh yasin di manes,jawa barat.organisasi ini banyak bergerak dalam bidang pendidikan sedang dalam bidang perjuangan melawan penjajah banyak disalurkan lewat syarikat islam.

Comments

Popular posts from this blog

BAB 6 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII

BAB 1 Pendidikan agama islam dan budi pekerti kelas XII

BAB 2 Pendidikan agama islam dan budi pekerti kelas XII